Tujuan utama
clustering server:
1. HIGH AVAILABILITY SERVER SYSTEM
Artinya : dengan Clustering Server ini akan
memperoleh ZERO DOWNTIME SERVER karena jika salah satu Server mengalami DOWN
maka Server yang lain akan melakukan TAKEOVER secara otomatis sehingga User dan
Aplikasi tidak terasa jika terjadi perpindahan Server yang aktif.
2. HIGH PERFORMANCE SERVER SYSTEM
Artinya : Khususnya pada Clustering
Database Server ORACLE ( Oracle Real Application Cluster / RAC ), untuk Oracle
Enterprise Edition versi 10g dan 11g mampu membangun sebuah Clustering Oracle
RAC hingga 100 NODE Server alias 100 Server tersebut bekerja semua secara
AKTIF-AKTIF Server sehingga performance Database Oracle RAC yang kita bangun
tersebut akan memiliki performance atau kinerja sejumlah server yang kita
miliki. Hal ini berbeda pada KONTEKS Clustering-nya Windows Server ( Windows
2000 Advanced Server, Windows 2003 Server, Windows 2008 Server ) yang berjalan
secara AKTIF-PASIF Server, artinya sekalipun kita punya 10 Server Cluster
dengan fungsional dari Windows Cluster Services maka hanya 1 Server yang
bekerja secara Aktif dan 9 Server yang lain hanya sebagai Standby Server saja.
So… berharap Microsoft di waktu yang akan datang dapat mengembangkan Technology
Cluster di Windows Server-nya menjadi AKTIF-AKTIF Server.
Clustering Server
merupakan Simplikasi daripada SERVER MAINFRAME ( yang harganya ratusan juta
bahkan berbunyi M ). Dengan Clustering Server ini kita bisa mendapatkan BENEFIT
daripada Mainframe tapi kita dapat melakukannya dengan prinsip “PAY AS YOU
GROW”. Kita cukup membeli server yang uptodate sesuai baudget yang tersedia dan
di waktu mendatang jika kebutuhan performance Server lebih tinggi maka kita
tinggal beli server dan melakukan ADD NODE SERVER.
Perbedaan Clustering
Server System dan Mirroring Server System adalah
A. Clustering Server
System :
– Hardware Server tidak harus Identik ( baik Merk, Type
maupun Spek Server yang digunakan ).
– Jika terjadi FAILOVER, Cluster Server bisa melakukan
TAKEOVER Server System tanpa intervensi dari Administrator atau Server
Operator.
– Clustering Server membutuhkan SHARED Storage berupa SAN,
NAS, FreeNAS, External harddisk dual Firewire dan semacamnya. Dalam tanda kutip
bahwa Clustering HARUS pake Shared Storage.
– Clustering Server minimal dibangun diatas 2 buah NODE
Server ( bahkan hingga ratusan server ) dan sebuah SHARED STORAGE, selanjutnya
kita bisa menambah jumlah NODE Server sesuai kebutuhan perusahaan.
B. Mirroring Server
System :
– Hardware Server harus Identik ( baik Merk, Type maupun
Spek Server yang digunakan ).
– Jika terjadi FAILOVER, Mirror Server bisa melakukan
TAKEOVER Server System dengan intervensi atau action dari Administrator atau
Server Operator. Untuk menjalankan Script yang sudah disiapkan ataupun
melakukan konfigurasi secara manual ( pengalihan fungsi server dari MIRROR A ke
MIRROR B ).
– Mirror Server tidak harus membutuhkan SHARED Storage tapi
bisa juga mengunakannya sebagai Optional saja. Dalam tanda kutip bahwa
Clustering TIDAK HARUS pake Shared Storage.
– Mirror Server umumnya dibangun diatas 2 buah NODE Server
yang identik.
Basic Konsep
Clustering Server :
Adalah seperti berikut:
Hardware yang dibutuhkan untuk masing-masing server adalah
sebagai berikut
Berikut ini adalah contoh implementasi Clustering Server untuk Cluster
DCSERVER ( Domain Controller Server ), FILESERVER,
DBSERVER ( Oracle RAC ), WebServer,
dll :
Sedangkan contoh implementasi-nya pada Data Center adalah
seperti gambar dibawah ini
Desain ini di bangun pada 2 buah Rack Server dimana
masing-masing Rack Server ditempatkan pada ruang Data Center yang berbeda
lokasi serta antar lokasi ini dihubungkan dengan Switch Gigabytes dengan
BackBone FiberOptic dengan speed 2 Gbps – 8 Gbps.
Blogger Comment